Jumat, 30 November 2012

pasutri yang belum memiliki anak

Di dunia ini adakah orang yang rela melihat istrinya sendiri dinodai oleh orang lain?

Pepatah mengatakan, “Menodai istri orang lain maka, istri sendiri juga akan dinodai oleh orang lain pula”.

Di daerah San Tung ada seorang bernama Ku Jen. Dia telah berusia limapuluh tahun, namun masih belum mempunyai keturunan.

Maka bersama istrinya, dia sering pergi ke kuil Dewi Kelahiran untuk bersembahyang dan memohon diberi keturunan.

Pada suatu malam dia bermimpi bahwa seorang diri dia berjalan menuju ke sebuah kuil yang bernama ‘Kuil Kelahiran’. Melihat itu hatinya merasa amat gembira dan langsung memasuki kuil untuk memohon kepada dewa agar memberinya seorang anak.


Pada saat itu dia melihat seorang dewa dengan membawa buku pahala dan dosa, datang kepadanya dan berkata, “Kamu dulu pernah berzinah dengan istri orang lain, maka dari itu langit menghukum dirimu, jadi permohonanmu tidak dikabulkan”.

Ku Jen menjadi sedih, lalu memohon lagi, “Waktu dulu hamba dikarenakan bodoh dan tidak sadar, maka bisa membuat kesalahan besar itu, mohon Dewa berwelas asih memberi hamba kesempatan untuk menghapus segala dosa-dosa hamba”.

“Kalau kamu dengan setulus hati ingin bertobat dan berniat untuk memperbaiki kesalahanmu, kamu haruslah terlebih dahulu menasehati lebih dari sepuluh orang untuk tidak melanggar susila dan tidak melakukan perbuatan berzinah. Dengan begitu barulah bisa menghapus dosa-dosamu yang lalu. Kalau seandainya dapat menasehati lebih banyak orang lagi, barulah dapat memberi keturunan padamu”.

Ku Jen sadar dan terbangun dari mimpi, dia merasa menyesal dan langsung menetapkan hatinya untuk segera bertobat dan tidak lagi mengulangi kesalahan masa lalu.

Mulai saat itu juga dia dengan sekuat tenaga menasehati umat manusia dan telah berhasil menuntun tidak sedikit orang dan juga menyumbang uang untuk mencetak buku suci pantang berzinah untuk disebarkan ke segala tempat, lalu senantiasa berbuat baik, dimanapun dia berada.

Dan sampai-sampai daerah kumuh yang terpencil juga mengetahui kebaikkannya, sungguh tak terhitung banyak perbuatan baiknya.

Tuhan akhirnya memberinya tiga putra, yang semuanya dalam usia muda berhasil lulus ujian negara dan menjadi terkenal.

Ku Jen akhirnya dapat hidup sampai usia 90 tahun dan dengan matanya sendiri dapat melihat semua anak cucunya hidup dalam keberuntungan dan kejayaan.

Ini semua karena Ku Jen bertobat dengan setulus hati dan tidak mengulangi lagi kesalahan yang dulu, sehingga jasa pahalanya tak terhingga.

Sebaliknya apabila Ku Jen pada saat itu tidak segera bertobat, dikhawatirkan dia akan melewati sisa hidupnya dengan sangat menderita.

Tuan Chiu Yong Ik bersyair memuji Ku Jen :

“Sekali salah, dua kali salah cepatlah merubahnya,
Tiga kali, empat kali, janganlah melakukannya lagi,
Dengan tulus bertobat, adalah pahala yang amat mulia,
Menjalankan dengan tulus hati, akan selalu dilindungi,
Mencetak buku suci untuk menasehati umat manusia,
Rakyat hidup baik dan aman, negara menjadi sentosa,
Disaat ajal tiba, wajah penuh dengan senyum damai,
Hal yang baik ini jarang sekali terjadi di dunia ini”.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes