Jumat, 30 November 2012

Suami Yang Menggoda Adik Ipar

kali ini menceritakan sepasang suami istri. Oleh karena sang istri akan segera melahirkan, maka sang suami mengundang adik iparnya yang perempuan untuk datang membantu pekerjaan rumah.

Adik iparnya memiliki wajah yang cantik, sehingga membuat sang suami tertarik hatinya dan bahkan berniat berselingkuh dengannya. Dan selang beberapa hari kemudian, mereka sudah melakukannya. Sang suami menghadiahkan jepitan emas ke adik iparnya.

Pada suatu hari, sang adik ipar kehilangan jepitan emasnya yang didapat secara memalukan itu.

Karena tidak dapat menemukannya, maka dia pergi ke kuil untuk memohon petunjuk dari dewa. Sang Dewa lalu memberikan jawaban sebagai berikut :

“Sungguh kasihan......., sungguh kasihan.......,
Adik kecil berani berselingkuh dengan kakak ipar,
Dibalik kelambu sutra terjadi awan dan hujan,
Jepitan rambut emas yang hilang berada di sisi bantal”.

Karena buta huruf, maka dia meminta orang lain untuk membaca baginya. Namun orang-orang di kuil itu tak bersedia, hanya disarankan untuk menyalin dan membawanya ke rumah.

Sesampai di rumah, salinan itu diberikan ke pamannya. Begitu selesai membaca, pamannya menjadi sangat marah dan berkata, “Kamu budak tidak tahu malu, apakah tidak takut ditertawakan orang?” Pamannya tidak memberikan penjelasan lanjut kepadanya.

Ketika ayahnya mengetahui, ia dipukul sampai babak belur dan lebih kasihan lagi, dia seumur hidup kesepian seorang diri.

Di dunia ini ada orang yang tidak percaya akan adanya dewa dan setan. Mereka sering mengatakan bahwa para Buddha, Dewa serta roh yang tidak berwujud itu adalah palsu dan langit tidak memiliki mata, sehingga mereka berani berbuat sesuka hatinya, tanpa rasa takut sedikit-pun.

Ada sebagian orang setelah berbuat hal yang tidak bermoral, mengira bahwa para Dewa dan setan tidak mengetahuinya, hanya dirinya saja yang tahu. Namun kalau melihat cerita-cerita diatas, hanya dengan memohon petunjuk dewa, maka semuanya tertulis dengan jelas dan tepat.

“Tiga inchi diatas kepala kita adalah Dewa Pengawas”, masih dapatkah kita mengelabui orang lain?

Peribahasa mengatakan dengan baik, “Mata langit amatlah luas dan cermat, tiada apapun yang tidak diketahui-Nya”.

Mata para dewa amat terang dan cepat laksana kilatan seberkas sinar, bagaikan terangnya sinar matahari dan rembulan, tiada yang tidak diteranginya, tiada yang terlewatkan olehnya dan tiada yang tidak diketahuinya. Berbuat hal jahat di tempat gelap, dapatkah mengelabuinya?

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes